Warga Tolak Waduk Jatigede

Sumber:KOMPAS - 13 Mei 2004
Kategori:Drainase
Jakarta, Kompas - Rencana pemerintah membangun sebuah waduk di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, tampaknya akan tetap direalisasikan. Padahal, proyek tersebut belum memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan dan masyarakat setempat masih terus menolaknya.

Hal itu terungkap dalam dialog sejumlah warga Jatigede dengan Deputi Menteri Lingkungan Hidup (LH) Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Sumber Institusi, Isa Karmisa Ardiputra, di Jakarta, Rabu (12/5). Warga yang datang ke Kantor Kementerian LH itu mengatasnamakan Forum Komunikasi Rakyat Jatigede (FKRJ).

Menurut Ketua FKRJ, Kusnadi Candrawiguna, indikasi bahwa proyek tersebut akan tetap diteruskan adalah berlangsungnya kegiatan pendataan tanah-tanah milik warga. Namun, masyarakat tidak pernah diajak bicara soal rencana pembangunan waduk yang akan menenggelamkan tempat tinggal, kebun, dan hamparan sawah mereka.

"Amdal yang diterbitkan pada tahun 1992 sudah kedaluwarsa dan belum pernah direvisi. Juga tidak pernah ada sosialisasi kepada masyarakat, padahal masyarakatlah yang menentukan apakah proyek itu boleh dibangun atau tidak," tutur Kusnadi.

Berkaitan dengan hal itu, Kusnadi meminta perhatian para penyelenggara negara dari tingkat pusat hingga kabupaten, bahwa rencana pembangunan proyek itu hanya akan menambah beban utang luar negeri sekaligus beban kesengsaraan bagi masyarakat. Rakyat, kata Kusnadi, selalu berada pada posisi yang harus mengalah demi pembangunan.

Menurut catatan Kompas, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah menyiapkan dua opsi untuk merealisasikan proyek strategis itu. Pertama, Waduk Jatigede dibangun penuh seperti rencana semula, yakni menampung 650 juta meter kubik air.

Dengan volume air sebanyak itu, waduk tidak hanya mengairi minimal 90.000 hektar sawah pada bagian hilir serta memenuhi kebutuhan air bersih. Akan tetapi juga bisa untuk menggerakkan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa. Tanah yang perlu dibebaskan untuk rencana ini 6.000 hektar.

Bila rencana opsi pertama dinilai memerlukan waktu yang panjang dan pengorbanan masyarakat yang tidak sedikit, ditawarkan opsi kedua, yakni sekala pembangunannya dikurangi separuh. Dengan demikian, volume air yang tertampung hanya 300 juta meter kubik. Waduk ini semata-mata mendukung kegiatan pertanian serta suplai air bersih.(LAM)



Post Date : 13 Mei 2004