Waspadai Daerah-daerah Potensi Banjir

Sumber:Republika - 07 Januari 2005
Kategori:Banjir di Jakarta
Daerah yang berpotensi banjir adalah DKI Jakarta, pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), sebagian Jawa Barat, sebagian Sulawesi Selatan (pantai barat), dan sebagian wilayah Papua (pantai utara). Tsunami baru saja memukul Tanah Rencong. Efek domino-nya cukup luas: 'kecurigaan' publik terhadap segala potensi bencana alam meningkat tajam. Memasuki periode musim hujan kali ini, ancaman banjir menjadi gejala alam yang patut diwaspadai.

Pemantauan citra satelit yang dilakukan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menengarai adanya sejumlah wilayah yang memiliki potensi banjir. DKI Jakarta, sebagai ibu kota RI, menempati urutan teratas rawan banjir. Juga, pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang baru saja diterjang tsunami.

Selain kedua tempat itu, daerah potensi banjir lainnya adalah sebagian Jawa Barat, sebagian Sulawesi Selatan (pantai barat), dan sebagian wilayah Papua (pantai utara). Penetapan daerah-daerah ini, menurut Dr Orbita Roswintiarti dari Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Pengindraan LAPAN,juga didasarkan pada wilayah potensi banjir yang dikembangkan Departemen Pekerjaan Umum (PU). ''Namun, estimasi curah hujan pada dasarnya bersifat dinamis,'' terangnya, Kamis (6/1).

Merujuk data OLR (Outgoing Longwave Radiation) dari LAPAN, kata Orbita, jumlah curah hujan pada Januari 2005 diperkirakan sudah mulai meningkat secara merata di seluruh Indonesia. Namun, terdapat penyimpangan berupa penurunan jumlah curah hujan di Sumatra bagian utara, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau. Peningkatan terjadi di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Khusus untuk NAD yang belum pulih dari hantaman tsunami, banjir menjadi ancaman yang patut diwaspadai. Berdasarkan updating citra satelit LAPAN hingga Selasa (4/1), estimasi curah hujan di daerah tersebut terlihat cukup tinggi. ''Potensi banjir di daerah ini cukup besar,'' kata Orbita. Hal ini, lanjutnya, diperparah dengan kondisi pantai barat Aceh yang mulai terkikis akibat hantaman gelombang tsunami.

Data dari Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) Wilayah I Medan juga merujuk prediksi serupa. Sepanjang pekan pertama Januari ini, daerah pesisir barat Aceh tercatat berpeluang hujan dan berawan banyak. Menurut Ir Nurwadjedi, dari Bidang Survei Sumber Daya Alam Bakosurtanal, secara topografis daerah pantai barat Aceh dan wilayah timur Lhokseumawe memang berada di daerah yang rendah.

Meski demikian, lanjut Orbita Roswintiarti, pulau Jawa tetap menempati peringkat paling atas dalam intensitas curah hujan. Memasuki Februari 2005, kerawanan akan meningkat. Intensitas hujan akan naik di daerah Jawa bagian Selatan. Curah hujan tinggi juga akan melanda, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Irian Jaya. Khusus DKI Jakarta, UPT Hujan Buatan BPPT telah melakukan prediksi Tinggi Muka Air (TMA) di beberapa sungai, diantaranya Ciliwung, kali Sunter dan kali Pesanggrahan.

Hasil simulasi mengindikasikan tidak terjadi perubahan TMA secara signifikan. Namun perlu diwaspadai kemungkinan intensitas curah hujan lokal yang tinggi, atau hujan di bagian hulu yang dapat memicu tejadinya banjir besar.

Radiosonde

Kementrian Riset dan Teknologi mengumumkan peluncuran radiosonde buatan dalam negeri sebagai program 100 hari-nya. Pengembangan radiosonde kini telah mencapai tahap trial production, dan telah diujicobakan di Medan, Palu, dan Kupang. Radiosonde adalah instrumen elektronika yang dilepaskan ke udara untuk mengirim data-data cuaca. Alat ini akan menjelajahi atsmosfer bumi hingga mencapai ketinggian sekitar 20 km untuk mendeteksi tekanan, temperatur, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin.

Radiosonde saat ini dibutuhkan oleh BMG untuk prakiraan cuaca dan iklim. Tapi sejauh ini, BMG hanya menggunakan radiosonde impor. Instrumen yang digagas oleh ITB, PT LEN, dan BMG ini kelak mendorong pengembangan industri di bidang fabrikasi sensor dan pemancar sinyal radiosonde. Ir Sri Woro Budiati, Deputi Bidang Sistem Data Informasi BMG, menyatakan akan menambah stasiun peluncuran radiosonde untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca. (imy )

Post Date : 07 Januari 2005