Waspadai potensi banjir Januari

Sumber:Bisnis Indonesia - 10 November 2009
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Jakarta mewaspadai potensi terjadinya banjir pada Januari 2010.

BMKG memprediksi puncak musim hujan di Jakarta akan terjadi pada Januari 2010 atau sama seperti tahun lalu. Musim hujan sendiri diperkirakan turun sepanjang Desember 2009 hingga Februari 2010.

Kepala Bidang Informasi Iklim BMKG Endro Santoso menyatakan musim hujan di DKI dan sekitarnya sebenarnya sudah terjadi sejak akhir Oktober, terutama di wilayah Jakarta bagian utara dan Bogor. Namun, musim hujan akan merata di DKI & sekitarnya mulai Desember.

"Memasuki Januari dan berlanjut pada Februari 2010, curah hujan akan turun setiap hari dengan intensitas curah hujan yang tinggi, terutama untuk kawasan selatan Jakarta dan Bogor," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Endro menekankan dengan intensitas curah hujan itu, potensi banjir diperkirakan terjadi akibat curah hujan lokal yang tinggi serta banjir kiriman dari Bogor. Dengan begitu, warga di sepanjang Kali Ciliwung terutama, diharapkan mewaspadai terjadinya banjir tersebut.

Dalam catatan Bisnis, banjir di Jakarta pada awal tahun, tepatnya pada 13-14 Januari 2009, juga sempat didahului peringatan BMKG seperti yang disampaikan Endro kali ini. Ketika itu, peringatan disampaikan pada awal November. (Bisnis, 11 Nov. 2008)

Sampai ketika banjir menghantam pada 13-14 Januari 2009, tercatat 814 orang mengungsi, 21 pohon jalan tumbang, 69 kamera sirkuit rusak, dan perekonomian praktis berhenti dengan 30 lebih titik genangan di seluruh wilayah DKI setinggi 20 cm-150 cm.

Menanggapi peringatan BMKG ini, Gubernur DKI Fauzi Bowo menegaskan penanganan banjir harus dilakukan bukan hanya oleh Pemprov DKI, tetapi juga bekerjasama dengan pemerintah daerah penyangga.

"Selama ini banjir di Ibu Kota juga merupakan banjir kiriman dari wilayah sekitarnya. Jadi, banjir ini harus jadi tanggung jawab daerah penyangga DKI juga," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Gubernur menegaskan dengan pemahaman itu, kerja sama antardaerah yang selama ini dituangkan dalam Badan Kerja Sama Pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (BKSP Jabodetabekpunjur) perlu diefektifkan.

Sayangnya, kinerja badan yang berdiri sejak 1976 itu belum maksimal. Akibatnya, banyak masalah antardaerah yang sulit diatasi seperti masalah perkotaan, banjir, dan tata ruang.

Fauzi menekankan dengan situasi itu perlu adanya pembenahan atau revitalisasi aspek kinerja BKSP Jabodetabekpunjur baik dari aspek kewenangan, aspek hukum, pengorganisasian dan pembiayaan, yang harus dituangkan dalam kesepakatan tertulis.

Antisipasi teknis

Terkait dengan antisipasi teknis banjir, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Budi Widiantoro mengatakan antisipasi banjir di Jakarta telah dilakukan beberapa bulan terakhir. Beberapa langkah antisipasi itu a.l. pengerukan sungai, polder, dan pompa air.

"Kami sudah lakukan langkah antisipasi semaksimal mungkin. Proyek pengerukan sungai yang Rp195 miliar itu kami percepat. Banjir Kanal Timur juga kami targetkan tembus laut 20 Desember. Ini agar potensi banjir akibat luapan sungai tidak terjadi."

Namun, Budi mengakui, ada beberapa proyek teknis yang kemungkinan gagal terealisasi seperti pengerukan sungai yang pembiayaannya bersumber dari Bank Dunia senilai Rp1,5 triliun. Masalahnya, dana pinjaman tersebut masih belum cair.

Menurut dia, hal itu terjadi karena Departemen Keuangan tak kunjung menerbitkan peraturan pengucuran dana transfer dari pusat ke daerah. Akhirnya, meski dana itu sebetulnya sudah cair, tetap saja dia masih 'mengendap' di Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. (Bastanul Siregar)



Post Date : 10 November 2009