Yuk, Rajin Menabung di Bank Sampah

Sumber:Media Indonesia - 22 Februari 2011
Kategori:Sampah Jakarta

SAMPAH kini telahmenjadi barang berharga bagi warga RW 3, Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Sampah yang dulunya hanya untuk dibuang kini laku juga dijual.

Hal itu bisa terjadi karena warga di RW itu memiliki apa yang disebut dengan bank sampah.

Persis seperti cara kerja bank yang sebenarnya, di bank sampah warga dapat menyetorkan sampah rumah tangga yang dimiliki. Nanti setelah melewati periode tertentu, warga dapat menarik dana tunai dari hasil setoran sampahnya. Pilihannya seperti deposito di bank, jangka waktunya 3, 6, 9 hingga 12 bulan.

Yang bertindak jadi bank sampah adalah Koperasi Warga Mandiri Delima. Setiap Jumat, warga RW 3 akan menyetor sampah yang kemudian akan dibeli mitra pengepul.

Sampah itu dihargai Rp4.000 per kg untuk dijual kembali ke pengepul seharga Rp7.000 per kg. Keuntungannya akan dibagi pada saat pembagian sisa hasil usaha di koperasi.

"Bank sampah mengurus sampah plastik, kardus, atau bungkus makanan. Lalu ada mitra dari Pulogadung untuk membeli sampah yang sudah terkumpul," jelas Ketua RW 3 Sukardi, kemarin.

Sejak diresmikan 26 Januari 2011, koperasi bank sampah ini sudah memiliki sedikitnya 100 anggota.

Untuk menarik minat warga, sampah itu juga diolah menjadi berbagai barang seperti tas, dompet, tempat ponsel, bunga hias, dan taplak meja. Selain itu, ada pengumpulan sampah yang akan diolah menjadi pupuk kompos.

Listyowati, 50, seorang warga RT 17 menceritakan bahwa inisiatif pengelolaan sampah sudah dilaksanakan sejak 2006. Namun, saat itu masih di lingkungan RT saja. Produk dari sampah sachet yang dikelola itu kemudian dijual ke warga. Hasil keuntungannya pun masuk ke kas RT.

"Sistemnya sama, ditabung dan duitnya diambil setiap tahun sekali. Jadi dipilahpilah, mana organik mana yang nonorganik. Dalam setahun pernah mengumpulkan Rp170 ribu," ujar Listyowati.

Harapan lebih besar disampaikan Karsinem, 58. Warga RT 10 ini berharap agar selain mendukung ekonomi keluarga, program ini mampu memberikan pengaruh dalam kebersihan lingkungan. Dengan sampah yang dijual dan diolah itu, volume sampah di Jakarta diharapkan dapat berkurang.

Karsinem berharap agar pemerintah bisa mendukung upaya warga untuk menjaga kebersihan dan mengurangi volume sampah di Jakarta.

"Mungkin dengan memberi peralatan atau mesin pengolah. Dengan demikian, kan lingkungan bisa bersih. Soalnya minat warga besar sekali," pungkas Karsinem. (Muhammad Fawzi/J-2)



Post Date : 22 Februari 2011